Jasad seorang perempuan yang telah berusia ribuan tahun ditemukan pada 2016 lalu di pegunungan Altai, Mongolia. Selang setahun setelah penemuan itu, para peneliti terus menganalisis jasadnya dan menemukan beberapa hal menarik.
Salah satu fakta terbaru yang dikemukakan para peneliti adalah penyebab kematian wanita tersebut, yang disebut diakibatkan hantaman keras di bagian kepala.
Penemuan 'mumi' ini menjadi perbincangan hangat pada April 2016 lalu, dikarenakan alas kaki yang dikenakan wanita Mongolia itu terlihat modern dan banyak yang mengatakannya mirip sepatu Adidas dengan beberapa strip di bagian sampingnya.
Sejak penemuan itu, para peneliti terus menelusuri bagian-bagian jasad mumi tersebut, sekaligus membersihkan bagian alas kakinya yang diketahui berwarna merah. Banyak yang membandingkan sepatu dari perempuan Mongolia itu dengan sepatu Adidas.
Ahli dari Pusat Kebudayaan Lokal Mongolia meyakini perempuan itu telah meninggal sejak 1.100 tahun lalu akibat luka serius di bagian kepala. Dari pemeriksaan awal, diketahui hantaman itu terjadi di sekitar tulang wajah dari wanita tersebut.
Direktur dari Pusat Kebudayaan Lokal Mongolia, Galbadrakh Enkhbat, berkomentar seputar sepatu unik itu. "Dengan garis-garis di bagian pinggirnya, memang membuat sepatu itu disebut mirip dengan sepatu Adidas," kata Enkhbat, dilansir Daily Mail.
Menurutnya, sepatu itu menjadi objek yang menarik bagi ahli etnografi untuk menganalisisnya lebih jauh terkait gayanya yang sangat modern.
Ketinggian daratan dan cuaca yang dingin membantu menjaga tubuh dan barang bawaannya tetap utuh meski sudah tertimbun ribuan tahun. Sebagian kecil kulit dan rambut masih tersisa dari jasad perempuan itu.
Barang-barang miliknya yang ikut tertimbun adalah tas tangan serta empat pakaian ganti, juga pisau dan pelana kuda yang masih terlihat bagus.
"Dilihat dari apa yang kami temukan dari kuburannya, kami rasa ia berasal dari strata sosial biasa. Berbagai peralatan menjahit kami temukan bersama jasadnya," kata Enkhbat.
Kuburan dari jasad ini berada di ketinggian 9.200 kaki atau sekitar 2.803 meter dan perempuan itu diyakini berdarah Turki. Ahli arkeologi dari museum di kota Khovd diberitahu seputar lokasi kuburan itu dari seorang peternak lokal.