Pernahkah anda melihat orang yang sedang membicarakan orang lain atau biasa disebut dengan menggosip?
Atau jangan-jangan malah anda sendiri termasuk orang yang suka menggosip. Memang tak dapat dipungkiri menggosip seakan menjadi makanan sehari-hari bagi masyarakat kita saat ini, terlebih diera yang serba digital seperti sekarang ini, menggosip justru menjadi hal yang sangat lumrah.
Sadar atau pun tidak sebenarnya membicarakan orang lain, atau menggosip adalah salah satu perkara yang sangat dibenci Allah.
Tapi celakanya makin hari justru semakin banyak yang senang menggosip, bahkan mereka selalu beralasan apa yang saya bicarakan itu fakta jadi nggak masalah.
Ditambah lagi kita bisa dengan mudah mengakses dari berbagai media yang kebanyakan justru mempertontonkan acara-acara yang sebenarnya mengarah pada membicarakan orang lain atau menggosip.
Kita ambil contoh saja dari sebuah acara televisi yang memberikan informasi tentang kehidupan para artis serta berbagai kegiatan mereka, yang tanpa kita sadari acara yang dikemas dalam nentuk hiburan tersebut ternyata justru menjerumuskan kita kepada perkara yang dilarang agama (mebicarakan orang lain/menggosip).
Dalam Islam sendiri menggosip atau juga disebut dengan ghibah merupakan perkara yang sangat dilarang.
Ada sebuah kisah dari salah satu sahabat yang bertanya kepada Rasulullah Saw. Apakah ghibah itu? Ghibah adalah memberitahu kejelekan orang lain! jawab Rasul. Kalau keadaaannya memang benar? Tanya sahabat lagi. Jika benar itulah ghibah, jika tidak benar itulah dusta! tegas Rasulullah.
Selama ini tentu kita sangat menyepelekan hal itu bukan. Bahkan kita sering mencari-cari kesempatan untuk bisa menggosip, membicarakan banyak hal tentang orang lain, yang tak jarang akan dibumbui dengan bumbu-bumbu pemanis cerita yang akhirnya menjadi fitnah.
Jika kita tak segera memperbaiki diri, bisa jadi perilaku menggosip akan menjadi sebuah kebiasaan yang sebenarnya haram dilakukan namun akhirnya kita menganggap menjadi hal yang biasa, dan boleh-boleh saja dilakukan.
Perlu kita perhatikan bahwa Allah sendiri mengumpamakan orang-orang yang suka menggosip sama halnya dengan memakan daging mayat.
Imam Qurthubi dalam tafsirnya juga menjelaskan kenapa orang-orang yang suka menggosip disamakan dengan memakan mayat.
Pertama, karena mereka telah mengoyak kehormatan orang lain, yang tak sebatas dalam bentuk fisik, namun harga diri orang lainlah yang mereka koyak-koyak yang tentunya hal tersebut jauh lebih menyakitkan.
Kedua, dalam hal ini Allah mengumpamakan dengan memakan daging saudara saudaranya, bukan daging hewan atau yang lainnya, yang pada intinya menggosip atau membicarakan orang lain merupakan perbuatan yang sangat dibenci Allah.
Ketiga, orang yang sedang dibicarakan terkadang justru tak menyadari bahwa ia sedang menjadi bahan pembicaraan, yang dalam artian mereka diumpamakan seperti mayat yang tak mampu melakukan pembelaan apapun.
Keempat, demikian Allah mengumpamakan orang-orang yang suka menggosip dengan sangat menjijikan, yang dari perumpamaan tersebut saharusnya kita akan menjauhi perkara menggosip.
Jika Allah saja membenci bahkan mengumpakan dengan memakan daging mayat, lalu apakah kita masih akan melakukan hal tersebut, membiarkan diri ini berlarut-larut dalam kubangan dosa.
Apakah kita lupa bahwa kelak di akhirat anggota tubuh ini akan bersaksi tentang apa saja yang telah ia lakukan selama hidup di dunia, tak terkecuali bibir kita.
Sudah kita gunakan apa saja bibir pemberian Allah ini, sudahkah kita gunakan untuk perkara-perkara yang di ridhoi Allah, atau malah sebalik hanya kita gunakan untuk menggosip, menyebar fitnah, dan keburukan-keburukan lain yang tentu anda lebih tau tentang bagaimana keadaan diri anda sendiri.