Apa yang ada di benak kamu ketika mendengar kata janda? Janda adalah perempuan yang sudah tidak punya suami, entah karena meninggal maupun perceraian. Sebenarnya tidak ada masalah dengan status janda, namun entah mengapa di Indonesia konotasinya jadi seolah negatif. Padahal ya sebenarnya sama aja kaya status kamu yang jomblo. Hehehe.
Ngomongin soal janda, ternyata ada lho kampung yang perempuannya mayoritas janda. Nggak cuma satu tempat, ada beberapa lokasi lho di Indonesia. Tapi kali ini Hipwee bakal membahas kampung janda yang berada di Bogor. Konon mayoritas perempuan di sana tergolong janda. Siapa tahu kamu mau mencari jodoh ke sana? Hehehe.
Terletak di Cigombong, Bogor, kampung ini disebut kampung janda karena banyak sekali janda di sana
Kampung Panyarang di Desa Ciburayut, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor ini memang sudah lama sdisapa sebagai kampung janda oleh warga sekitar. Hal ini diakibatkan banyak perempuannya yang menjadi janda di kampung tersebut. Terletak di antara Gunung Salak dan Gede Pangrango, kampung janda ini berada 18 km dari Kota Bogor. Di kampung ini terdapat puluhan perempuan janda meski usianya masih muda, belasan hingga 20-an saja sudah menjanda. Wow banget sih!
Kenapa sih banyak perempuan di sana menjanda? Ada berbagai faktor, salah satunya karena pekerjaan suami mereka kebanyakan penambang pasir
Sebagai kawasan pedesaan di kaki gunung, pekerjaan laki-laki di sana tak jauh dari menambang pasir, baik dari menggali dan menyaring pasir, hingga pemecah batu. Kehidupan masyarakat yang berada di garis kemiskinan memaksa mereka menambang pasir demi sesuap nasi. Meskipun resikonya nggak main-main, nyawa taruhannya.
Hal ini dikarenakan sering sekali terjadi longsoran tanah dan pasir dan menimpa para penambang. Kejadian ini tak cuma sekali dua kali, dan korbannya bisa 3-5 orang dalam sekali longsoran. Bahkan beberapa tahun yang lalu pernah terjadi longsoran yang menyebabkan ratusan penambang meninggal dunia. Karena hal ini pulalah banyak perempuan yang akhirnya harus menjanda. Meskipun memang ada faktor lain seperti perceraian ataupun ditinggal pergi suaminya. Untuk itu, wajar apabila ada puluhan janda tinggal di kampung janda ini.
Selain itu, penyebab banyak janda adalah pernikahan dini yang banyak terjadi di sana. Nikah muda di usia belasan cukup rentan untuk bercerai
Di kampung ini, banyak sekali janda muda yang usianya masih belasan. Bahkan ada yang sudah 2 kali menjanda di usinya yang masih 17 tahun. Jadi janda di usia, 16 atau 20 tahun bukan hal yang asing di kampung ini. Pernikahan di usia remaja tentu punya kerentanan yang lebih tinggi dibanding usia dewasa, di atas 20 misalnya. Pikiran dan emosi masih cukup labil, apalagi dengan kondisi ekonomi yang kurang baik, bakal lebih rentan memicu pertengkaran dan perceraian. Nikah muda di sana terjadi karena rendahnya pendidikan, maklum kebanyakan cuma lulus SD.
Kampung janda di Bogor ini sejatinya menyimpan banyak problem di masyarakat yang perlu diperbaiki pemerintah mulai dari perekonomian, lapangan pekerjaan, hingga pendidikan. Jika pendidikan sudah baik, lapangan pekerjaan aman dan tidak membahayakan dan ekonomi membaik, kisah-kisah janda di usia muda ini tidak akan terdengar lagi. Kampung janda pun akan tinggal sejarah.