Dalam hidup ini kita tidak mengetahui jodoh kita siapa, hanya keinginan yang kuat untuk mendapatkan jodoh hiduplah yang akan menentukan kalian mendapatkan jodoh atau tidak, sebab jodoh hampir sama dengan rezeki, kita harus berusaha meraihnya.
ada seorang petani yang sholeh bernama Pak Sholeh di sebuah desa, terletak jauh dari perkampungan warga, karena sangat ingin menjaga anak gadisnya dari pergaulan yang tidak sehat.
Setiap hari ia menanam jagung di belakang rumahnya, pada suatu hari ia tidak menyangka jika rumput yang ada di belakang rumah menjadi lebat dan tinggi setelah satu bulan ia tidak mencangkul dan merawatnya.
Ia sengaja keluar rumah untuk berdakwah di masjid-masjid dalam satu bulan setelah panen dan di rumahnya hanya ada istri, anak laki-laki dan anak perempuan.
Sepulangnya dari berdakwah dia lihat kok rumput belakang rumah sudah tinggi, namun ia heran kenapa tidak bisa dibersihkan, setiap kali ia membersihkan pada saat pagi hari sudah tumbuh tinggi lagi.
Lantas ia memberikan sayembara di kampung, siapa saja bisa membersihkan akan dinikahkan dengan putrinya.
Sudah banyak pemuda yang datang dan membersihkan lahan, namun tetap saja mereka semua gagal, rumput itu sulit dibersihkan.
Pak Sholeh pasrah dan tawakal kepada Tuhan YME, karena hanya itu satu-satunya sumber dari kehidupan mereka, pada suatu malam ia shalat hajat dan tahajjud memohon petunjuk dari Tuhan YME.
Keesokan harinya ia melihat sawahnya sudah bersih dan ia kebingungan siapa yang sudah membersihkannya.
Tidak ada pemuda desa yang berani mengklaim akan hal itu.
Pada malam berikutnya ada seseorang yang mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
"Assalamu'alaikum, wr.wb," ucap tamu sambil mengetuk pintu.
"Waalaikumsalam, warahmatullah," jawab Pak Sholeh. Ia kaget sekali saat dibuka ternya seekor harimau sedang ada di depan pintu.
Namun harimau itu bisa berbicara, setelah dipersilahkan duduk ia lantas bertanya ada apa kok datang ke rumah pak Sholeh.
Harimau itu berkata bahwa ia yang telah membersihkan halaman belakang rumahnya, maka ia boleh mempersunting anak gadisnya.
Jika dalam pandangan anak gadisnya ia adalah pemuda yang gagah dan baik hati, namun dalam pandangan ayahnya itu seekor harimau.
Rupanya ayahnya meminta pendapat kepada anak gadisnya mau atau tidak bersama harimau?
Ia otomatis mengganggukan kepala, apa boleh buat malam itu juga ia menikahkan anak gadisnya dengan disaksikan oleh anak laki-laki dan ibunya.
Sebelum anak perempuan pergi dari rumah menuju kediaman suami, harimau yang menjadi suami anaknya ini berpesan untuk mengunjunginya di seberang sungai sejauh 10 kilo meter dari rumahnya, setelah 4 bulan pernikahan.
Singkat cerita ia mengunjungi rumah suami anaknya ini yang sejauh 10 kilo meter dari rumahnya, tidak disangka dan diduga ternya sebuah pondok pesantren di mana anaknya menikah dengan seorang Kyai Agung, Kyai Besar bernama Syech Samalangu dari daerah Kalibeber Jawa Tengah.
Dari kisah fiksi di atas kita bisa ambil hikmah bahwa apa saja yang kita nadzarkan harus kita tepati, kemudian jangan cepat-cepat menghakimi sesuatu itu jelek sebab bisa jadi dalam pandangan Allah SWT itu sangat baik sekali.