Gempa yang terjadi pada beberapa hari lalu membuat Para ilmuwan Dunia tercengang pasalnya kekuatan tsunami yang meluluhlantakan Kota Palu pada Jumat minggu lalu. Karena dalam penelitian mereka, gempa yang sebelumnya terjadi seharusnya tidak menimbulkan gelombang yang merusak.
" Kami kira itu bisa menimbulkan tsunami, tidak sebesar itu," ujar geofisikawan pada firma konsultan Temblor sekaligus pengajar di Humboldt State University Kalifornia, Amerika Serikat, Jason Patton, dilansir Sydney Morning Herald. dilansir dari dream.co.id(01/10/2018).
Dia juga menambahkan gempa dan tsunami di Palu belum pernah ditemukan oleh para ilmuwan.
" Kita cenderung belum pernah mengamati sebelumnya," kata dia dilansir dari dream.co.id
Gempa dengan kekuatan 7,4 SR pada Jumat sore kemarin berpusat di 80 Kilometer utara Kota Palu. tak selang berapa lama 30 menit kemudian muncul gelombang air setinggi 5 meter menerjang Kota Palu, menghantam bangunan, kendaraan, dan menewaskan ratusan orang. Musibah tsunami kerap terjadi setelah adanya gempa bumi megathrust, yang terjadi akibat sesar naik turun pada patahan bumi.
Berbeda dengan Tsunami Aceh pada tahun 2004 silam. Tsunami di Sulteng kemarin diyakini bergerak dengan kecepatan 800 kilometer per jam. Tetapi, karakter gempa ini berbeda dengan gempa di Sumatera dengan kekuatan 9,1 SR yang menimbulkan tsunami hebat setinggi 30 meter di Aceh dan sekitarnya yang termasuk sesar megathrust/ bencana besar.